Pusat Investasi
Disusun untuk memenuhi tugas makalah mata
kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Disusun oleh:
Alvy Wangun Sari 112040187
Iman rohiman 112040207
Desih Fatmawati 112040214
Nurkhanifah 112040217
Karwati 112040205
Kelas 1F
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Swadaya Gunung Jati
Alamat:
Kampus 1 : Jl. Pemuda No.32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742 Cirebon
45132
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapakan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia– nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini.”Makalah
ini berjudul PUSAT INVESTASI”. penulis selesaikan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Sistem Pengendalian Manajemen.
Dalam
penyusunan makalah ini, tentunya penyusun mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penyusun ucapkan terima kasih kepada Ibu Wiwit selaku dosen mata
kuliah Sistem Pengendalian Manajemen.
Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis
menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca umumnya.
Cirebon, 13 agustus 2014
( penulis )
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................... I
Kata Pengantar .................................................................................... II
Dafatar Isi .................................................................................... III
Bab 1 Pendahuluan .................................................................................... 1
1.1.
Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3.
Tujuan Makalah .................................................................................... 2
Bab 2 Pembahasan .................................................................................... 5
2.2 Pembahasan masalah .................................................................................... 5
Bab 3 Kesimpulan .................................................................................... 9
Daftar
pustaka .................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Ketika
kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab di ukur dalam ruang lingkup laba
(yaitu, selisih antara pendapatan dan beban), maka pusat ini disebut sebagai
pusat laba (profit center). Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena
laba memungkinkan manajemen senior untuk dapat menggunakan satu indikator yang
komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa
indikator. Satu indikator yang tak kalah penting dibahas adalah
investasi. Seberapa banyak investasi yang masuk ke perusahaan akan menjadi daya
tarik sekaligus indikator bentuk menilai kestabilan posisi keuangan perusahaan
tersebut. Maka menjadi penting bagi kita untuk membahas secara rinci tentang
pusat investasi.
1.2. Rumusan
Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah mengenai pusat
investasi, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari pusat investasi?
2. Apa tujuan pengukuran prestasi suatu pusat
investasi?
3. Apa saja bentuk – bentuk dari pusat investasi?
1.3. Tujuan
Makalah
Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai tujuan dari pusat investasi. Adapun tujuan dari
makalah ini adalah agar dapat mengetahui secara jelas mengenai :
1. pusat investasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pembahasan
Masalah
2.1.1. Pengertian
Pusat
Investasi
Pusat
investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi untuk
menilai kinerja para manajernya berdasarkan pada laba yang diperoleh dan
dihubungkan dengan dana investasi. Setiap pusat investasi mempunyai seorang
manajer utama dan bertanggungjawab atas setiap unit kegiatan atau program yang
terjadi didalam semua divisi yang dipimpinnya. Kemudian secara periodik manajer
tersebut akan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada pimpinan perusahaan.
Para
manajer pusat dapat menilai prestasi yang telah dicapai oleh masing-masing
manajer. Berdasarkan informasi dan model analisis yang digunakan manajer tersebut
berupaya mencari jawaban jika hasil yang dicapai tidak sesuai dengan apa yang
telah direncanakan sebelumnya. Pada umumnya dilakukan dengan suatu model
pengukuran kinerja.
Pengukuran
kinerja pusat investasi merupakan perluasan dari pengukuran kinerja pusat laba.
Pengukuran kinerja ini diperlukan karena suatu divisi yang memperoleh laba
tinggi tidak berarti mempunyai kinerja yang baik jika laba tersebut dihubungkan
dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Disini
prestasi manajer dinilai atas laba dan investasi yang diperlukan untuk
memperoleh laba.
2.1.2
Tujuan pengukuran prestasi suatu pusat investasi, adalah :
1.Menyediakan
informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai investasi yang
digunakan oleh manajer divisi dan memotivasi mereka untuk melakukan keputusan
yang tepat.
2.Mengukur
prestasi divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri.
3.Menyediakan
alat perbandingan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi sumber ekonomi.
Informasi
dari Pusat Investasi dapat digunakan memotivasi Manajer Divisi dalam :
1.Menghasilkan
laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan tentang sumber ekonomi
dan fasilitas fisik yang digunakan.
2.Mengambil
keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan kembalian
(return) yang memadai.
3.Mengambil
keputusan untuk melepas/mengurangi investasi yang tidak memberikan kembalian
(return) yang memadai.
Ukuran
Kinerja Investasi
Terdapat dua
metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi. Pertama, pusat investasi diukur
prestasinya dengan menghitung laba yang diperoleh dengan investasinya
(investment base). Perhitungan ini disebut dengan Return on Investmen atau ROI.
Kedua, pengukuran prestasi dilakukan dengan menghitung Economic Value Added
(EVA) yang sering disebut juga sebagai residual income.
Keuntungan
ROI :
1.Mendorong
Manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap hubungan antara
penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya menjadi fokus bagi manajer
investasi.
2.Mendorong
efisiensi biaya.
3.Bisa
mengurangi investasi yang berlebihan
Kelemahan
ROI :
1.Manajer
pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan ROI pusat
pertanggung jawabannya, walaupun akan meningkatkan profitabilitas perusahaan
secara keseluruhan.
2.Tendorong
Manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa memperhatikan
kepentingan jangka penjang.
Kebaikan
Residual Income :
1.Manajer
pusat investasi cenderung menerima investasi yang menurut ROI tidak
menguntungkan ROI sehingga tidak diterima walaupun secara perusahaan
keseluruhan menguntungkan.
2.Memungkinkan
penggunaan Cost of Capital yang berbeda-beda pada jenis aktiva.
Kelemahan
Residual Income :
Seperti
halnya ROI, Residual Income mendorong hanya pencapaian jangka pendek, tanpa memperhatikan
pencapaian jangka panjang.
Pengembangan
model ukuran-ukuran kinerja dan spesifikasi struktur penghargaan merupakan isu
utama dalam organisasi yang didesentralisasi. Karena tolak ukur kinerja dapat
mempengaruhi perilaku para manajer, pemilihan tolak ukur dapat mendukung
tingginya tingkat keserasian tujuan. Dua tolak ukur evaluasi kinerja untuk
pusat investasi adalah Economic Value Added (EVA) dan Return On Investment
(ROI).
-
Economic
Value Added
Istilah EVA
pertama kali dipopulerkan oleh G. Benet Stewart dan Joel M. Stern. EVA
merupakan suatu metode untuk menentukan apakah perusahaan telah menciptakan
nilai ekonomis yang diatas atau dibawah dari biaya modal yang dimiliki
perusahaan dalam pengoperasian kekayaan yang dimilikinya.
Dalam hal
investasi, EVA mampu mendorong manajer berpikir dan bertindak yaitu memilih
investasi yang memaksimumkan pengembalian dengan biaya modal yang minimum
sehingga nilai perusahaan bisa ditingkatkan (misalnya para pemegang saham).
Selain itu, factor biaya modal yang terdapat dalam EVA mendorong manajer untuk
berhati-hati dalam menentukan kebijakan struktur modal perusahaannya.
EVA merupakan
laba operasi setelah pajak dikurang total biaya modal tahunan. Jika EVA
positif, berarti perusahaan sedang menghasilkan kekayaan. Jika negatif, maka
perusahaan sedang menghancurkan modal. EVA adalah metode untuk mengukur kinerja
atau prestasi manajer pusat investasi, yang merupakan selisih antara Laba
Operasi Setelah Pajak dengan Rata-Rata Tertimbang biaya Modal dari Modal Total
yang digunakan.
Rumus
perhitungan EVA adalah:
EVA = Laba
operasi setelah pajak – (rata-rata tertimbang biaya modal x total modal yang
dipakai)
-
Return On
Investment
Return On
Investment dihitung dengan membagi laba yang diperoleh oleh pusat investasi
dengan aktiva yang diinvestasikan untuk memperoleh laba tersebut. Namun dalam
penentuan return on investment pusat investasi timbul masalah dalam pemilihan
konsep laba dan masalah penentuan aktiva yang dimasukkan dalam unsure investasi
serta pemilihan metode penilaian aktiva yang digunakan oleh pusat investasi.
Konsep laba yang tepat digunakan sebagai pengukur prestasi suatu pusat
investasi adalah laba yang terkendali oleh divisi.
ROI = Laba
Operasi : Rata-Rata Aktiva Operasi = (laba operasi : penjualan) x (penjualan :
rata-rata aktiva operasi)
Atau
ROI = Margin
x Perputaran
2.1.3 Bentuk Pusat Investasi
Bentuk
pusat investasi adalah Kantor Pusat Perusahaan atau Unit Bisnis Strategis
maupun Divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam menentukan
keputusan operasi yang tidak hanya berjangka pendek, tetapi juga tingkat
(besarnya) dan tipe (jenis) investasi.
Masalah
yang timbul pada Pusat Investasi adalah berkaitan dengan pengukuran dan tolok
ukur prestasi pusat investasi:
1.Pada
umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan dari
investasi yang ditanamkan.
2.Laba yang yang
diperoleh, berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh laba tersebut.
3.Makin besar
modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Untuk Pusat INVESTASI
Seandainya manajer DIVISI dapat mempengaruhi investasi
dalam asset divisional yang dikendalikannya, maka divisi tersebut haruslah
dianggap sebagai pusat investasi. Apabila manajer DIVISI tidak dapat
mempengaruhi keputusan-keputusan investasi, maka DIVISI tersebut sepantas
diperlakukan sebagai pusat laba. ANAK-anak perusahaan biasanya dianggap sebagai
pusat INVESTASI.
Karena
manajer pusat investasi memikul tanggungjawab atas aset yang ditanamkan dalam
pusat investasi tersebut, maka sering dipakai ukuran KINERJA: TINGKAT KEMBALIAN
INVESTASI (ROI) dan LABA RESIDU (Risidual Income).
Untuk mengilustrasikan aplikasi konsep akuntansi
pertanggungjawaban pada pusat INVESTASI, perhatikan contoh berikut ini:
PT. DAUN Lontar
Laporan Laba-Rugi
Untuk Periode..(ringkasan)
|
Divisi R
|
Divisi S
|
Divisi T
|
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
|
1.680.000
504.000
|
2.016.000
1.411.200
|
2.250.000
1.687.500
|
Laba BRUTO
|
672.000
|
604.800
|
562.500
|
Beban Operasi
|
462.000
|
352.000
|
337.500
|
Laba BERSIH
|
210.000
|
252.000
|
225.000
|
Berdasarkan LABA operasi divisional, Divisi S
merupakan divisi perusahaan paling menguntungkan. Divisi T lebih menguntungkan
dibandingkan divisi R.
Tingkat Pengembalian INVESTASI
(Return On Investment)
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) aset yang tidak dikonsumsi tetapi
digunakan untuk produksi atau operasi yang akan datang. Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang kuliah di
universitas.
Pengertian lain:
investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan datang.
Sedangkan pengertian tingkat pengembalian INVESTASI
(ROI) adalah sejumlah uang yang diperoleh investor sebagai keuntungan dalam
investasi. Definisi lain: ROI adalah
satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan atau berfungsi untuk
dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan ditanamkan
dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam mencari keuntungan.
KESIMPULAN: ROI adalah kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki.
RUMUS untuk mencari ROI:
|
Walaupun laba operasi merupakan ukuran kinerja pusat
investasi yang bermanfaat, ukuran ini
tidaklah mencerminkan jumlah asset yang ditanamkan dalam setiap investasi.
Sebagai contoh, tingkat pengembalian investasi untuk
setiap Divisi PT. Daun Lontar berdasarkan nilai buku aktiva yang diinvestasikan
adalah sebagai berikut:
PT. DAUN Lontar
Laporan Laba-Rugi
Untuk Periode..(ringkasan)
|
Divisi R
|
Divisi S
|
Divisi T
|
Laba BERSIH
|
210.000
|
252.000
|
225.000
|
Aset Diinvestasikan
|
1.050.000
|
2.100.000
|
1.500.000
|
ROI
|
20 %
|
12 %
|
15 %
|
Dari data di atas walaupun Divisi S memperoleh laba
operasi paling tinggi namun tingkat pengembalian investasinya (ROI) hanya 12%
jadi kesimpulannya Divisi S paling tidak menguntungkan.
Pengendalian Tingkat Pengembalian
Investasi (ROI):
Ada tiga cara bagi manajer pusat investasi untuk
meningkatkan ROI:
2. Manajer pusat investasi dapat mengurangi
aktiva guna meningkatkan rasio ROI.
3. Manajer
pusat investasi dapat meningkatkan omzet penjualan, dengan sendirinya dapat
mengatrol laba bersih.
Keuntungan ROI:
1. Mendorong manajer untuk memberikan perhatian
yang lebih luas terhadap hubungan antara penjualan, biaya dan investasi yang
seharusnya menjadi focus bagi manajer investasi.
2. Mendorong efisiensi biaya.
3. Bisa mengurangi investasi yang berlebihan.
Kelemahan ROI:
1. Demi meningkatkan rasio ROI supaya kinerjanya
dianggap bagus manajer pusat investasi (apalagi manajer pusat investasi berfikir dia tidak selamanya
menjadi manajer Divisi X, paling dua tahun) dapat memangkas biaya yang
dalam waktu jangka pendek tidak berpengaruh terhadap kontinuitas perusahaan
tapi jangka panjang sangat merugikan perusahaan. Contoh: pemangkasan biaya
iklan, pemotongan insentif salesman.
2. Manajer pusat investasi bisa meningkatkan
omzet penjualan dengan cara mengurangi harga jual tapi mengurangi kuantitas
bahan dengan cara mengubah kemasan atau mengurangi kualitas bahan.
CONTOH soal:
Data berikut
ini dari PT. DAUN Lontar tahun 2009:
- Penjualan (100 unit x Rp 25.000) Rp 2.500.000
- Beban Operasi:
- Beban Gaji Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp Rp 500.000
- Beban Iklan Rp 500.000
- Beban rupa-rupa Rp 250.000
- Aset operasi rata-rata Rp 1.250.000
Diminta:
1. Hitung ROI
PT. Daun Lontar tahun 2009!
Hitunglah
ROI jika dasumsikan tahun 2010:
1. Manajer pusat investasi mampu meningkatkan
unit yang dijual dari 100 unit menjadi 150 unit dan harga turun menjadi Rp
23.000 per unit dan beban iklan naik menjadi Rp 700.000 aset operasi yang
digunakan tidak berubah.
2. Manajer pusat investasi memangkas biaya iklan
menjadi Rp 100.000 omzet penjualan dan
asset operasi tetap !
3. Manajer pusat investasi mengurangi asset
operasi dari Rp 1.250.000 menjadi Rp 1.000.000, penjualan dan beban operasi
tidak berubah.
JAWAB:
Tahun 2009:
PT. Daun Lontar
Laporan Laba-Rugi
Periode 2010
------------------------------------------------------------------------
Penjualan (100 unit x Rp 25.000) Rp
2.500.000
Beban Operasi :
- Beban Gaji Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp Rp
500.000
- Beban Iklan Rp 500.000
- Beban rupa-rupa Rp 250.000
Total
Beban Operasi Rp
2.250.000
Laba
Operasi Rp 250.000
------------------------------------------------------------------------
Laba Operasi Bersih
ROI =
----------------------------------------
x 100%
Rata-rata Aktiva Operasi
250.000
ROI =
----------------------------------------
x 100% = 20%
1.250.000
Tahun 2010:
1.
PT. Daun Lontar
Laporan Laba-Rugi
Periode 2010
------------------------------------------------------------------------
Penjualan (150
unit x Rp 23.000) Rp 3.450.000
Beban Operasi :
- Beban Gaji Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp Rp
500.000
- Beban Iklan Rp 700.000
- Beban rupa-rupa Rp 250.000
Total
Beban Operasi Rp
2.450.000
Laba
Operasi Rp
1.000.000
------------------------------------------------------------------------
1.000.000
ROI = ---------------------------------------- x 100%
= 80%
1.250.000
2.
PT. Daun Lontar
Laporan Laba-Rugi
Periode 2010
------------------------------------------------------------------------
Penjualan (100 unit x Rp 25.000) Rp
2.500.000
Beban Operasi :
- Beban Gaji Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp Rp
500.000
- Beban Iklan Rp 100.000
- Beban rupa-rupa Rp 250.000
Total
Beban Operasi Rp 1.850.000
Laba
Operasi Rp 1.000.000
------------------------------------------------------------------------
650.000
ROI =
----------------------------------------
x 100% = 52%
1.250.000
3.
250.000
ROI =
----------------------------------------
x 100% = 25 %
1.000.000
LABA Residu (Residual Income)
Laba Residu (Residual Income) pada hakekatnya adalah
kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba operasi bersih setelah dikurangi
dengan biaya modal yang digunakan untuk menghasilkan laba bersih tersebut. Jumlah minimal laba operasi yang dikehendaki
ditentukan oleh manajemen berdasarkan faktor seperti biaya pendanaan kegiatan
usaha perusahaan. Laba residu dipakai
untuk mengukur kinerja, maka tujuannya adalah untuk memaksimalkan jumlah laba
residu, bukan untuk memaksimalkan keseluruhan angka ROI.
Rumus yang digunakan untuk mencari LABA residu:
|
Tingkat Pengembalian minimal adalah tingkat kembalian
investasi minimum bisa ditentukan oleh manajer berdasarkan tingkat hasil investasi yang umum (layak) artinya
besarnya harus lebih besar dari tingkat suku bunga deposito, atau sama dengan tingkat hasil pasar atau bisa dihitung
berdasarkan teori biaya modal rata-rata.
Ketika laba residu positif, laba dari suatu investasi
pada asset lebih besar dari ROI yang dikehendaki, maka investasi dianggap
menjanjikan. Laba residu negative mengindikasikan
bahwa Tingkat Pengembalian Investasi (ROI) tidak memadai untuk memenuhi jumlah
minimal yang dikehendaki manajemen. LABA
residu memiliki keunggulan dibandingkan ROI, karena teknik ini mencegah
kemungkinan manajer pusat investasi menolak kesempatan untuk menaikkan ROI
dengan cara yang dapat diterima oleh perusahaan secara keseluruhan.
Keunggulan utama laba residu sebagai ukuran kinerja
manajer adalah bahwa ukuran ini mempertimbangkan ROI maupun besarnya laba
operasi yang didapat setiap divisi.
CONTOH:
Diasumsikan PT. Daun Lontar mematok 10% sebagai tingkat pengembalian investasi
minimal atas asset divisional perusahaan. Laba residu divisi R, S dan T adalah
sebagai berikut:
|
Divisi R
|
Divisi S
|
Divisi T
|
Laba Operasi Divisional
Dikurangi:
Jumlah
minimal laba operasi divisional sbg persentase dari asset:
- Rp
1.050.000 x 10%
- Rp
2.100.000 x 10%
- Rp
1.500.000 x 10%
|
210.000
105.000
-
-
|
252.000
-
210.000
-
|
225.000
-
-
150.000
|
Laba RESIDU
|
105.000
|
42.000
|
75.000
|
Keterangan:
Divisi R mempunyai laba residu yang lebih besar
dibandingkan dengan divisi lainnya walaupun mempunyai laba operasi yang lebih
kecil. Hal ini karena diivisi R mempunyai lebih sedikit asset dibandingkan
dengan divisi lainnya.
Contoh 2:
PT. Nusa satu memiliki total asset Rp 10.000 yang
dibiayai dari utang jangka penjang Rp 6.000 dan dari modal sendiri Rp 4.000.
Biaya utang jangka panjang 20%, biaya modal sendiri 24% dan pajak perseroan
40%. Perhitungan laba-rugi pada akhir
tahun adalah sebagai berikut:
Keterangan
|
(Rp)
|
Rasio (%)
|
Penjualan
|
15.000
|
100
|
Beban Pokok Penjualan
|
9.000
|
60
|
Laba kotor atas penjualan
|
6.000
|
40
|
Beban pemasaran
|
1.500
|
10
|
Beban administrasi
|
750
|
5
|
LABA OPERASI
|
3.750
|
25
|
Beban BUNGA (20% x Rp 6.000)
|
1.200
|
8
|
Laba sebelum pajak
|
2.550
|
17
|
Pajak perseroan (40% x 2.550)
|
1.020
|
7
|
LABA Bersih
|
1.530
|
8
|
Diminta : Hitunglah Laba Residu PT. Nusa Satu dengan
rumus:
|
NB:
- NOPAT = Defenition of Net Operating
Profit After Tax (Laba/Rugi Usaha – Pajak)
- Biaya Modal (persentase biaya modal
rata-rata tertimbang x asset)
% Biaya modal rata-rata tertimbang (K) dapat dicari
dengan rumus sbb:
K = K1 (1-T) (B/V) + K2 (S/V) x 100%
Keterangan:
K1 = %
biaya utang Jk Panjang
K2 = %
biaya modal sendiri
1 =
konstanta
T =
tarif pajak perseroan
B = Utang
Jk Panjang
S = Modal
sendiri
V = asset
yang digunakan
JAWAB:
Diketahui :
NOPAT = Rp 3.750 – (40% x 3.750) = Rp 3.750 – 1.500 =
Rp. 2.250
Laba Residu = Rp 2.250 – ( ? % x 10.000)
K = K1 (1-T) (B/V) + K2 (S/V) x 100%
K = 0,2(1-0,4) (6.000/10.000) + 0,24(4.000/10.000) x
100%
K = 0,2 x 0,6 x 0,6 + 0,24 x 0,4 x 100%
K = 0,072 + 0,096 x 100%
K = 0,168 x 100%
K = 16,8%
Jadi laba residunya:
Laba Residu = Rp 2.250 – ( 16,8 % x 10.000)
Laba Residu = Rp 2.250 – ( 1.680)
Laba Residu = Rp 570
SOAL Latihan:
Suatu
divisi mempunyai kesempatan untuk menginvestasikan dananya dalam dua proyek,
yaitu proyek I dan proyek II. Dua
alternatif tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Keterangan
|
Proyek I
|
Proyek II
|
Investasi
|
10.000.000
|
4.000.000
|
Laba Operasi
|
1.300.000
|
640.000
|
ROI
|
13%
|
16%
|
Divisi
ini mempunyai aktiva operasi sebesar Rp 50.000.000 dan laba operasi sebesar Rp
7.500.000, sehingga besarnya ROI 15%.
Divisi tersebut menganggarkan dana sebesar Rp 15.000.000 untuk investasi
baru. Kantor pusat mensyaratkan bahwa semua investasi baru harus dapat
menghasilkan laba sebesar 10%. Setiap
modal yang tidak digunakan oleh divisi diinvestasikan oleh perusahaan untuk
menghasilkan tingkat laba 10%.
Setelah
dilakukan perhitungan maka manajer divisi mempunyai empat alternatif.
1. Investasi diproyek I saja sebesar Rp 10.000.000.
2. Investasi diproyek II saja sebesar Rp 4.000.000.
3. Investasi dikedua proyek sebesar Rp 14.000.000.
4. Tidak melakukan investasi dana tersebut (dana
tersebut dikembalikan ke kantor pusat).
Pertanyaan:
Alternatif mana yang harus dipilih oleh divisi tersebut, jika
menggunakan ROI dan analisis diferensial (perbedaan laba) ?
JAWAB:
Keterangan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Laba Operasi
|
8.800.000
|
8.140.000
|
9.440.000
|
7.500.000
|
Aktiva Operasi
|
60.000.000
|
54.000.000
|
64.000.000
|
50.000.000
|
ROI
|
14,67%
|
15,07%
|
14,75%
|
15%
|
BAB III
Kesimpulan
Pusat
investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang bertugas untuk mengatur
investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin. Kewenangan Pusat Investasi
adalah menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan biaya)
serta mengelola aset yang dipergunakan untuk memperoleh laba. Dengan demikian,
Pusat Investasi diukur prestasinya berdasarkan perbandingan antara laba yang
diperoleh dengan aset (investasi) yang dipergunakan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Robert N.Anthony Vijay Govindarajan.Management
Control System, penerbit Salemba Empat,2005.
·
http://febry-aquarius.blogspot.com/2010/05/pusat-investasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar