Selasa, 12 Agustus 2014

Pusat Investasi
Disusun untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Description: C:\Users\TOSHIBA\Documents\fakultas ekonomi.jpg
Disusun oleh:
Alvy Wangun Sari  112040187
Iman rohiman         112040207
Desih Fatmawati    112040214
Nurkhanifah           112040217
Karwati                   112040205
Kelas   1F
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Swadaya Gunung Jati
Alamat: Kampus 1 : Jl. Pemuda No.32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742 Cirebon 45132



Kata Pengantar

Puji syukur kami  ucapakan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia– nya  kami dapat menyelesaikan makalah ini.”Makalah ini berjudul PUSAT INVESTASI”. penulis selesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen.

Dalam penyusunan makalah ini, tentunya penyusun mendapat banyak bantuan dari berbagai  pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun ucapkan terima kasih kepada Ibu Wiwit selaku dosen mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca umumnya.


Cirebon, 13 agustus  2014


 ( penulis )












DAFTAR ISI

Halaman Judul                            ....................................................................................           I
Kata Pengantar                           ....................................................................................           II
Dafatar Isi                                      ....................................................................................           III
Bab 1 Pendahuluan                   ....................................................................................           1
1.1. Latar Belakang               ....................................................................................           1
1.2. Rumusan Masalah        ....................................................................................           2
1.3. Tujuan Makalah             ....................................................................................           2
Bab 2 Pembahasan                    ....................................................................................           5
       2.2 Pembahasan masalah   ....................................................................................           5
Bab 3 Kesimpulan                      ....................................................................................           9
Daftar pustaka                             ....................................................................................       10




















BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang Masalah
Ketika kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab di ukur dalam ruang lingkup laba (yaitu, selisih antara pendapatan dan beban), maka pusat ini disebut sebagai pusat laba (profit center). Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan manajemen senior untuk dapat menggunakan satu indikator yang komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator.  Satu indikator yang tak kalah penting dibahas adalah investasi. Seberapa banyak investasi yang masuk ke perusahaan akan menjadi daya tarik sekaligus indikator bentuk menilai kestabilan posisi keuangan perusahaan tersebut. Maka menjadi penting bagi kita untuk membahas secara rinci tentang pusat investasi.

1.2.     Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai pusat investasi, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari pusat investasi?
2.      Apa tujuan pengukuran prestasi suatu pusat investasi?
3.      Apa saja bentuk – bentuk dari pusat investasi?

1.3.    Tujuan Makalah
Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai tujuan dari pusat investasi. Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar dapat mengetahui secara jelas mengenai :
1.     pusat investasi



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.    Pembahasan Masalah
2.1.1.           Pengertian Pusat Investasi

Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi untuk menilai kinerja para manajernya berdasarkan pada laba yang diperoleh dan dihubungkan dengan dana investasi. Setiap pusat investasi mempunyai seorang manajer utama dan bertanggungjawab atas setiap unit kegiatan atau program yang terjadi didalam semua divisi yang dipimpinnya. Kemudian secara periodik manajer tersebut akan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada pimpinan perusahaan.
Para manajer pusat dapat menilai prestasi yang telah dicapai oleh masing-masing manajer. Berdasarkan informasi dan model analisis yang digunakan manajer tersebut berupaya mencari jawaban jika hasil yang dicapai tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pada umumnya dilakukan dengan suatu model pengukuran kinerja.
Pengukuran kinerja pusat investasi merupakan perluasan dari pengukuran kinerja pusat laba. Pengukuran kinerja ini diperlukan karena suatu divisi yang memperoleh laba tinggi tidak berarti mempunyai kinerja yang baik jika laba tersebut dihubungkan dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Disini prestasi manajer dinilai atas laba dan investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba.



2.1.2  Tujuan pengukuran prestasi suatu pusat investasi, adalah :
1.Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai investasi yang digunakan oleh manajer divisi dan memotivasi mereka untuk melakukan keputusan yang tepat.
2.Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri.
3.Menyediakan alat perbandingan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi sumber ekonomi.

Informasi dari Pusat Investasi dapat digunakan memotivasi Manajer Divisi dalam :
1.Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan tentang sumber ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan.
2.Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan kembalian (return) yang memadai.
3.Mengambil keputusan untuk melepas/mengurangi investasi yang tidak memberikan kembalian (return) yang memadai.

Ukuran Kinerja Investasi

Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi. Pertama, pusat investasi diukur prestasinya dengan menghitung laba yang diperoleh dengan investasinya (investment base). Perhitungan ini disebut dengan Return on Investmen atau ROI. Kedua, pengukuran prestasi dilakukan dengan menghitung Economic Value Added (EVA) yang sering disebut juga sebagai residual income.
Keuntungan ROI :
1.Mendorong Manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap hubungan antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya menjadi fokus bagi manajer investasi.
2.Mendorong efisiensi biaya.
3.Bisa mengurangi investasi yang berlebihan
Kelemahan ROI :
1.Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan ROI pusat pertanggung jawabannya, walaupun akan meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
2.Tendorong Manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa memperhatikan kepentingan jangka penjang.
Kebaikan Residual Income :
1.Manajer pusat investasi cenderung menerima investasi yang menurut ROI tidak menguntungkan ROI sehingga tidak diterima walaupun secara perusahaan keseluruhan menguntungkan.
2.Memungkinkan penggunaan Cost of Capital yang berbeda-beda pada jenis aktiva.

Kelemahan Residual Income :
Seperti halnya ROI, Residual Income mendorong hanya pencapaian jangka pendek, tanpa memperhatikan pencapaian jangka panjang.

Pengembangan model ukuran-ukuran kinerja dan spesifikasi struktur penghargaan merupakan isu utama dalam organisasi yang didesentralisasi. Karena tolak ukur kinerja dapat mempengaruhi perilaku para manajer, pemilihan tolak ukur dapat mendukung tingginya tingkat keserasian tujuan. Dua tolak ukur evaluasi kinerja untuk pusat investasi adalah Economic Value Added (EVA) dan Return On Investment (ROI).
-          Economic Value Added
Istilah EVA pertama kali dipopulerkan oleh G. Benet Stewart dan Joel M. Stern. EVA merupakan suatu metode untuk menentukan apakah perusahaan telah menciptakan nilai ekonomis yang diatas atau dibawah dari biaya modal yang dimiliki perusahaan dalam pengoperasian kekayaan yang dimilikinya.
Dalam hal investasi, EVA mampu mendorong manajer berpikir dan bertindak yaitu memilih investasi yang memaksimumkan pengembalian dengan biaya modal yang minimum sehingga nilai perusahaan bisa ditingkatkan (misalnya para pemegang saham). Selain itu, factor biaya modal yang terdapat dalam EVA mendorong manajer untuk berhati-hati dalam menentukan kebijakan struktur modal perusahaannya.
EVA merupakan laba operasi setelah pajak dikurang total biaya modal tahunan. Jika EVA positif, berarti perusahaan sedang menghasilkan kekayaan. Jika negatif, maka perusahaan sedang menghancurkan modal. EVA adalah metode untuk mengukur kinerja atau prestasi manajer pusat investasi, yang merupakan selisih antara Laba Operasi Setelah Pajak dengan Rata-Rata Tertimbang biaya Modal dari Modal Total yang digunakan.
Rumus perhitungan EVA adalah:
EVA = Laba operasi setelah pajak – (rata-rata tertimbang biaya modal x total modal yang dipakai)

-          Return On Investment
Return On Investment dihitung dengan membagi laba yang diperoleh oleh pusat investasi dengan aktiva yang diinvestasikan untuk memperoleh laba tersebut. Namun dalam penentuan return on investment pusat investasi timbul masalah dalam pemilihan konsep laba dan masalah penentuan aktiva yang dimasukkan dalam unsure investasi serta pemilihan metode penilaian aktiva yang digunakan oleh pusat investasi. Konsep laba yang tepat digunakan sebagai pengukur prestasi suatu pusat investasi adalah laba yang terkendali oleh divisi.
ROI = Laba Operasi : Rata-Rata Aktiva Operasi = (laba operasi : penjualan) x (penjualan : rata-rata aktiva operasi)
Atau
ROI = Margin x Perputaran

2.1.3 Bentuk Pusat Investasi
Bentuk pusat investasi adalah Kantor Pusat Perusahaan atau Unit Bisnis Strategis maupun Divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam menentukan keputusan operasi yang tidak hanya berjangka pendek, tetapi juga tingkat (besarnya) dan tipe (jenis) investasi.
Masalah yang timbul pada Pusat Investasi adalah berkaitan dengan pengukuran dan tolok ukur prestasi pusat investasi:
1.Pada umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan dari investasi yang ditanamkan.
2.Laba yang yang diperoleh, berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh laba tersebut.
3.Makin besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.


AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Untuk Pusat INVESTASI

Seandainya manajer DIVISI dapat mempengaruhi investasi dalam asset divisional yang dikendalikannya, maka divisi tersebut haruslah dianggap sebagai pusat investasi. Apabila manajer DIVISI tidak dapat mempengaruhi keputusan-keputusan investasi, maka DIVISI tersebut sepantas diperlakukan sebagai pusat laba. ANAK-anak perusahaan biasanya dianggap sebagai pusat INVESTASI.
            Karena manajer pusat investasi memikul tanggungjawab atas aset yang ditanamkan dalam pusat investasi tersebut, maka sering dipakai ukuran KINERJA: TINGKAT KEMBALIAN INVESTASI (ROI) dan LABA RESIDU (Risidual Income).
Untuk mengilustrasikan aplikasi konsep akuntansi pertanggungjawaban pada pusat INVESTASI, perhatikan contoh berikut ini:






PT. DAUN Lontar
Laporan Laba-Rugi
Untuk Periode..(ringkasan)

Divisi R
Divisi S
Divisi T
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
1.680.000
504.000
2.016.000
1.411.200
2.250.000
1.687.500
Laba BRUTO
672.000
604.800
562.500
Beban Operasi
462.000
352.000
337.500
Laba BERSIH
210.000
252.000
225.000

Berdasarkan LABA operasi divisional, Divisi S merupakan divisi perusahaan paling menguntungkan. Divisi T lebih menguntungkan dibandingkan divisi R.


Tingkat Pengembalian INVESTASI (Return On Investment)
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) aset yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi atau operasi yang akan datang. Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang kuliah di universitas.
Pengertian lain:  investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.

Sedangkan pengertian tingkat pengembalian INVESTASI (ROI) adalah sejumlah uang yang diperoleh investor sebagai keuntungan dalam investasi.  Definisi lain: ROI adalah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan atau berfungsi untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam mencari keuntungan.
KESIMPULAN: ROI adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki.

RUMUS untuk mencari ROI:
                     Laba Operasi Bersih
ROI = ----------------------------------------  x 100%
                Rata-rata Aktiva Operasi
 
 






Walaupun laba operasi merupakan ukuran kinerja pusat investasi  yang bermanfaat, ukuran ini tidaklah mencerminkan jumlah asset yang ditanamkan dalam setiap investasi.

Sebagai contoh, tingkat pengembalian investasi untuk setiap Divisi PT. Daun Lontar berdasarkan nilai buku aktiva yang diinvestasikan adalah sebagai berikut:



PT. DAUN Lontar
Laporan Laba-Rugi
Untuk Periode..(ringkasan)

Divisi R
Divisi S
Divisi T
Laba BERSIH
210.000
252.000
225.000
Aset Diinvestasikan
1.050.000
2.100.000
1.500.000
ROI
20 %
12 %
15 %

Dari data di atas walaupun Divisi S memperoleh laba operasi paling tinggi namun tingkat pengembalian investasinya (ROI) hanya 12% jadi kesimpulannya Divisi S paling tidak menguntungkan.

Pengendalian Tingkat Pengembalian Investasi (ROI):
Ada tiga cara bagi manajer pusat investasi untuk meningkatkan ROI:
1.   Manajer pusat investasi dapat memangkas biaya untuk meningkatkan rasio ROI.
2.   Manajer pusat investasi dapat mengurangi aktiva guna meningkatkan rasio ROI.
3. Manajer pusat investasi dapat meningkatkan omzet penjualan, dengan sendirinya dapat mengatrol laba bersih.

Keuntungan ROI:
1.  Mendorong manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap hubungan antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya menjadi focus bagi manajer investasi.
2.   Mendorong efisiensi biaya.
3.   Bisa mengurangi investasi yang berlebihan.

Kelemahan ROI:
1.  Demi meningkatkan rasio ROI supaya kinerjanya dianggap bagus manajer pusat investasi  (apalagi manajer pusat investasi berfikir dia tidak selamanya menjadi manajer Divisi X, paling dua tahun) dapat memangkas biaya yang dalam waktu jangka pendek tidak berpengaruh terhadap kontinuitas perusahaan tapi jangka panjang sangat merugikan perusahaan. Contoh: pemangkasan biaya iklan, pemotongan insentif salesman.
2.   Manajer pusat investasi bisa meningkatkan omzet penjualan dengan cara mengurangi harga jual tapi mengurangi kuantitas bahan dengan cara mengubah kemasan atau mengurangi kualitas bahan.

CONTOH soal:
Data berikut ini dari PT. DAUN Lontar tahun 2009:
-       Penjualan (100 unit x Rp 25.000) Rp 2.500.000
-       Beban Operasi:
- Beban Gaji                                      Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp                        Rp    500.000
- Beban Iklan                                                Rp    500.000
- Beban rupa-rupa                           Rp    250.000
-       Aset operasi rata-rata                      Rp 1.250.000

Diminta:
1.   Hitung ROI PT. Daun Lontar tahun 2009!
      Hitunglah ROI jika dasumsikan tahun 2010:
1.   Manajer pusat investasi mampu meningkatkan unit yang dijual dari 100 unit menjadi 150 unit dan harga turun menjadi Rp 23.000 per unit dan beban iklan naik menjadi Rp 700.000 aset operasi yang digunakan tidak berubah.
2.  Manajer pusat investasi memangkas biaya iklan menjadi Rp 100.000  omzet penjualan dan asset operasi tetap !
3.   Manajer pusat investasi mengurangi asset operasi dari Rp 1.250.000 menjadi Rp 1.000.000, penjualan dan beban operasi tidak berubah.
     
JAWAB:
Tahun 2009:
     PT. Daun Lontar
   Laporan Laba-Rugi
         Periode 2010
------------------------------------------------------------------------
            Penjualan (100 unit x Rp 25.000)             Rp  2.500.000
            Beban Operasi :
- Beban Gaji                          Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp            Rp    500.000
- Beban Iklan                                    Rp    500.000
- Beban rupa-rupa               Rp    250.000
            Total Beban Operasi                                   Rp 2.250.000  
            Laba Operasi                                                Rp    250.000
            ------------------------------------------------------------------------

                        Laba Operasi Bersih
    ROI = ----------------------------------------  x 100%
                     Rata-rata Aktiva Operasi


                              250.000
    ROI = ----------------------------------------  x 100%  = 20%
                           1.250.000

Tahun 2010:

1.
     PT. Daun Lontar
   Laporan Laba-Rugi
         Periode 2010
------------------------------------------------------------------------
            Penjualan (150 unit x Rp 23.000)             Rp  3.450.000
            Beban Operasi :
- Beban Gaji                          Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp            Rp    500.000
- Beban Iklan                                    Rp    700.000
- Beban rupa-rupa               Rp    250.000
            Total Beban Operasi                                   Rp 2.450.000  
            Laba Operasi                                                Rp 1.000.000
            ------------------------------------------------------------------------


                            1.000.000
    ROI = ----------------------------------------  x 100%  = 80%
                            1.250.000

2.
     PT. Daun Lontar
   Laporan Laba-Rugi
         Periode 2010
------------------------------------------------------------------------
            Penjualan (100 unit x Rp 25.000)             Rp  2.500.000
            Beban Operasi :
- Beban Gaji                          Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp            Rp    500.000
- Beban Iklan                                    Rp    100.000
- Beban rupa-rupa               Rp    250.000
            Total Beban Operasi                                   Rp  1.850.000  
            Laba Operasi                                                Rp  1.000.000
            ------------------------------------------------------------------------

                     
                            650.000
   ROI = ----------------------------------------  x 100% = 52%
                          1.250.000

3.
                            250.000
  ROI = ----------------------------------------  x 100% = 25 %
                         1.000.000



LABA Residu (Residual Income)
Laba Residu (Residual Income) pada hakekatnya adalah kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba operasi bersih setelah dikurangi dengan biaya modal yang digunakan untuk menghasilkan laba bersih tersebut.  Jumlah minimal laba operasi yang dikehendaki ditentukan oleh manajemen berdasarkan faktor seperti biaya pendanaan kegiatan usaha perusahaan.  Laba residu dipakai untuk mengukur kinerja, maka tujuannya adalah untuk memaksimalkan jumlah laba residu, bukan untuk memaksimalkan keseluruhan angka ROI.

Rumus yang digunakan untuk mencari LABA residu:


Laba Residu = Laba Operasi – (Tingkat Pengembalian minimal X Aset Perusahaan)

Atau

Laba Residu = NOPAT – Biaya Modal (Tingkat Pengembalian minimal x asset)

NB; NOPAT = Defenition of Net Operating Profit After Tax (Laba/Rugi Usaha sebelum bunga – Pajak)



 
 










Tingkat Pengembalian minimal adalah tingkat kembalian investasi minimum bisa ditentukan oleh manajer berdasarkan tingkat hasil investasi yang umum (layak) artinya besarnya harus lebih besar dari tingkat suku bunga deposito, atau sama dengan tingkat hasil pasar atau bisa dihitung berdasarkan teori biaya modal rata-rata.

Ketika laba residu positif, laba dari suatu investasi pada asset lebih besar dari ROI yang dikehendaki, maka investasi dianggap menjanjikan.  Laba residu negative mengindikasikan bahwa Tingkat Pengembalian Investasi (ROI) tidak memadai untuk memenuhi jumlah minimal yang dikehendaki manajemen.  LABA residu memiliki keunggulan dibandingkan ROI, karena teknik ini mencegah kemungkinan manajer pusat investasi menolak kesempatan untuk menaikkan ROI dengan cara yang dapat diterima oleh perusahaan secara keseluruhan.

Keunggulan utama laba residu sebagai ukuran kinerja manajer adalah bahwa ukuran ini mempertimbangkan ROI maupun besarnya laba operasi yang didapat setiap divisi.














CONTOH:
Diasumsikan PT. Daun Lontar mematok  10% sebagai tingkat pengembalian investasi minimal atas asset divisional perusahaan. Laba residu divisi R, S dan T adalah sebagai berikut:

Divisi R
Divisi S
Divisi T
Laba Operasi Divisional
Dikurangi:
Jumlah minimal laba operasi divisional sbg persentase dari asset:
- Rp 1.050.000 x 10%
- Rp 2.100.000 x 10%
- Rp 1.500.000 x 10%
210.000




105.000
-
-
252.000




-
210.000
-
225.000




-
-
150.000
Laba RESIDU
105.000
42.000
75.000

Keterangan:
Divisi R mempunyai laba residu yang lebih besar dibandingkan dengan divisi lainnya walaupun mempunyai laba operasi yang lebih kecil. Hal ini karena diivisi R mempunyai lebih sedikit asset dibandingkan dengan divisi lainnya.

Contoh 2:
PT. Nusa satu memiliki total asset Rp 10.000 yang dibiayai dari utang jangka penjang Rp 6.000 dan dari modal sendiri Rp 4.000. Biaya utang jangka panjang 20%, biaya modal sendiri 24% dan pajak perseroan 40%.  Perhitungan laba-rugi pada akhir tahun adalah sebagai berikut:

Keterangan
(Rp)
Rasio (%)
Penjualan
15.000
100
Beban Pokok Penjualan
9.000
60
Laba kotor atas penjualan
6.000
40
Beban pemasaran
1.500
10
Beban administrasi
750
5
LABA OPERASI
3.750
25
Beban BUNGA (20% x Rp 6.000)
1.200
8
Laba sebelum pajak
2.550
17
Pajak perseroan (40% x 2.550)
1.020
7
LABA Bersih
1.530
8

Diminta : Hitunglah Laba Residu PT. Nusa Satu dengan rumus:
Laba Residu = NOPAT – Biaya Modal

 
 





NB:
-       NOPAT = Defenition of Net Operating Profit After Tax (Laba/Rugi Usaha – Pajak)
-       Biaya Modal (persentase biaya modal rata-rata tertimbang x asset)


% Biaya modal rata-rata tertimbang (K) dapat dicari dengan rumus sbb:

K = K1 (1-T) (B/V) + K2 (S/V)  x 100%

Keterangan:
K1       = % biaya utang Jk Panjang
K2       = % biaya modal sendiri
1          = konstanta
T          = tarif pajak perseroan
B         = Utang Jk Panjang
S         = Modal sendiri
V         = asset yang digunakan

JAWAB:

Diketahui :
NOPAT = Rp 3.750 – (40% x 3.750) = Rp 3.750 – 1.500 = Rp. 2.250

Laba Residu = Rp 2.250 – ( ? % x 10.000)


K = K1 (1-T) (B/V) + K2 (S/V)  x 100%
K = 0,2(1-0,4) (6.000/10.000) + 0,24(4.000/10.000) x 100%
K = 0,2 x 0,6 x 0,6 + 0,24 x 0,4 x 100%
K = 0,072 + 0,096 x 100%
K = 0,168 x 100%
K = 16,8%

Jadi laba residunya:
Laba Residu = Rp 2.250 – ( 16,8 % x 10.000)
Laba Residu = Rp 2.250 – ( 1.680)
Laba Residu = Rp 570







SOAL Latihan:
            Suatu divisi mempunyai kesempatan untuk menginvestasikan dananya dalam dua proyek, yaitu proyek I dan proyek II.  Dua alternatif tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Keterangan
Proyek I
Proyek II
Investasi
10.000.000
4.000.000
Laba Operasi
1.300.000
640.000
ROI
13%
16%

            Divisi ini mempunyai aktiva operasi sebesar Rp 50.000.000 dan laba operasi sebesar Rp 7.500.000, sehingga besarnya ROI 15%.  Divisi tersebut menganggarkan dana sebesar Rp 15.000.000 untuk investasi baru. Kantor pusat mensyaratkan bahwa semua investasi baru harus dapat menghasilkan laba sebesar 10%.  Setiap modal yang tidak digunakan oleh divisi diinvestasikan oleh perusahaan untuk menghasilkan tingkat laba 10%.
            Setelah dilakukan perhitungan maka manajer divisi mempunyai empat alternatif.
1. Investasi diproyek I saja sebesar Rp 10.000.000.
2. Investasi diproyek II saja sebesar Rp 4.000.000.
3. Investasi dikedua proyek sebesar Rp 14.000.000.
4. Tidak melakukan investasi dana tersebut (dana tersebut dikembalikan ke kantor pusat).       

Pertanyaan:  Alternatif mana yang harus dipilih oleh divisi tersebut, jika menggunakan ROI dan analisis diferensial (perbedaan laba) ?

JAWAB:
Keterangan
1
2
3
4
Laba Operasi
8.800.000
8.140.000
9.440.000
7.500.000
Aktiva Operasi
60.000.000
54.000.000
64.000.000
50.000.000
ROI
14,67%
15,07%
14,75%
15%















BAB III
Kesimpulan

Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang bertugas untuk mengatur investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin. Kewenangan Pusat Investasi adalah menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan biaya) serta mengelola aset yang dipergunakan untuk memperoleh laba. Dengan demikian, Pusat Investasi diukur prestasinya berdasarkan perbandingan antara laba yang diperoleh dengan aset (investasi) yang dipergunakan.





















DAFTAR PUSTAKA

·         Robert N.Anthony Vijay Govindarajan.Management Control System, penerbit Salemba Empat,2005.
·         http://febry-aquarius.blogspot.com/2010/05/pusat-investasi.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar